TAUFIQ AKBAR - 17512311 - 4PA06 - JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA | TAUFIQ AKBAR - 17512311 - 4PA06 - JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA | TAUFIQ AKBAR - 17512311 - 4PA06 - JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA | TAUFIQ AKBAR - 17512311 - 4PA06 - JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA | TAUFIQ AKBAR - 17512311 - 4PA06 - JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA

Kamis, 26 Juni 2014

Analisis Pasangan Menikah

By FATH INDONESIA | At 6/26/2014 03:49:00 PM | Label : | 0 Comments


SOFT SKILL : KESEHATAN MENTAL


Tugas softskill kali ini mencari pasangan yang sudah menikah dengan lama pernikahannya sekitar 5 tahun atau lebih, lalu di tanya seperti poin-poin di bawah ini ..

"..Cari pasangan yang menikah sekitar 5 tahun atau lebih.."

  1. Kenapa pernikahan itu bisa langgeng??

  2. Apa yang membuat pernikahan itu dapat bertahan??

  3. Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan di dalam pernikahan??

  4. Apa yang mendasari pernikahan itu mencapai keharmonisan??



Yokay, sebelum menjawab itu semua, akan lebih baik apabila kita mengetahui;
  • Apa sih pernikahan itu?
  • Apa sih dasar dan tujuan dari pernikahan?




Pernikahan atau nikah adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial.

Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula.

Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan pernikahan ditanda-tangani. Upacara pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk melakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami dan istri dalam ikatan perkawinan.

Dasar dan tujuan pernikahan menurut Perundang-undangan :
Dasar dan tujuan tersebut dalam Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan tercantum dalam pasal 1 dan 2.

Pasal 1
Perkawinan ialah ikatan lahir-bathin antara seorang peria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pasal 2
1. Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hokum masing-masing agamnya dan kepercayaannya itu.
2.  Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dasar dan tujuan perkawinan dalam Islam :
Melaksanakan Sunnatullah sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an Yang artinya :

“ Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui “

[1035]  Maksudnya: hendaklah laki-laki yang belum kawin atau wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat kawin.

Melaksanakan sunnah Rasul sebagaimana tersebut dalam hadits Nabi SAW yang artinya :
“ Perkawinan adalah peraturanku, barang siapa yang benci kepada peraturanku, bukanlah ia termasuk umatku. (H.R. Bukhari dan Muslim) “

Tujuan Pokok perkawinan dalam Islam adalah sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur’a, Yang Artinya :
“ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir “

Perkawinan dalam islam juga bertujuan untuk memelihara pandangan mata dan menjaga kehormatan diri sebagaimana dinyatakan dalam hadits Nabi SAW Yang Artinya :

" Dari Abdullah Bin Mas’ud ia berkata, telah berkata kepada kami Rasulullah SAW : Hai sekalian pemuda, barang siapa diantara kamu yang telah sanggup kawin maka hendaklah ia kawin, maka sesungguhnya kawin itu menghalangi pandangan (terhadap yang dilarang oleh Agama) dan memelihara faraj. Dan barang siapa yang tidak sanggup hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu adalah perisai baginya” (H.R. Buhkari dan Muslim)

Selain itu perkawinan dalam islam adalah bertujuan untuk mendapat keturunan yang sah serta sehat jasmani, rohani dan social, memper erat dan memperluas hubungan kekeluargaan serta membangun hari depan individu, keluarga dan masyarakat yang lebih baik.

Tujuan pernikahan adalah kebahagiaan dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi, pernikahan yang hanya sekedar untuk pemuasan libido seksual, kontrak kerja, tekanan, bukanlah termasuk konsep pernikahan yang diakui oleh Undang-Undang.

Secara umum, pernikahan merupakan bentuk komitmen tertinggi untuk melakukan relasi kerjasama abadi antara laki – laki dan perempuan, yang dilandasi atas dasar keikhlasan, kepasrahan / kepercayaan, menerima dan memberi (take and give), serta kesatuan tujuan. Manusia yang takut dengan pernikahan hanyalah ketakutan akan komitmen dan tanggung jawab.

Pernikahan bukan hanya sekedar institusi yang bisa melepaskan libido seksual manusia semata, namun di dalamnya juga terdapat relasi social yang dibangun bersama komitmen yang terucap (aqad). Sehingga menuntut individu berubah menjadi peran barunya (suami / istri). Seperti yang dikatakan oleh Horby (1957) Marriage is the union of two persons as husband dan wife.


Setelah mengetahui pengertian dan dasar tujuan dari pernikahan itu sendiri, baru lah kita menjawab poin-poin tersebut:

1. Keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga
Bagi pria maupun wanita, workaholic dapat merusak kebahagiaan berkeluarga. Seimbangkan waktu antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Luangkan waktu dan pikiran untuk keluarga, dan jangan membawa pulang permasalahan di tempat kerja ke rumah. Ini adalah salah satu bentuk time management untuk Anda, di mana Anda harus meninggalkan semua pikiran tentang pekerjaan ketika sudah tiba di rumah, Usahakan pulang tepat waktu. Menghabiskan waktu di kantor hingga larut malam adalah kebiasaan yang mengganggu keseimbangan antara kehidupan berkeluarga dengan pekerjaan.

2. Tidak melupakan hubungan dengan pasangan walaupun sibuk dengan anak
Biasanya setelah ada anak, hubungan suami istri tidak seperti sebelumnya, karena si ibu sibuk mengurus anak. Padahal, hubungan yang baik antara suami istri mempengaruhi suasana keluarga di mana anak-anak tumbuh dan belajar. Bukan itu saja, biasanya si ibu sudah lupa mengurus diri sendiri karena anak selalu nomor satu. Ambillah waktu di sela-sela kesibukan untuk memanjakan diri sendiri, karena penting untuk kebahagiaan seorang wanita. Wanita yang selalu tampil segar dan enerjik membawa suasana kehangatan keluarga.

3. Sepakat dengan prinsip parenting yang sama
Banyak pasangan yang tidak memiliki kesamaan pada prinsip mengasuh anak. Misalnya, dalam hal melatih kedisipilinan anak, agama, sekolah, dll. Kompromikan dari hati ke hati bersama pasangan, sehingga tidak ada perdebatan yang dirasakan oleh anak. Bila ayah dan ibu memiliki pandangan yang berbeda, anak akan bingung mengikuti yang mana.

4. Segera menyudahi perselisihan
Setiap kehidupan pernikahan tentu ada perselisihan dan hal itu sangatlah wajar. Jangan perbesar perselisihan dan segera carilah solusinya bersama. Sudahi semuanya sebelum hari berganti, yaitu sebelum tidur malam. Lalu, jangan ungkit lagi perselisihan di esok harinya, atau ketika terjadi pertengkaran berikutnya. Jangalah bertengkar di depan anak-anak. Dengan menunggu hingga anak-anak tidur dan bersekolah, emosi masing-masing pihak sudah lebih mereda dan dapat menyelesaikan pertengkaran dengan kepala dingin.
5. Hubungan seks
Pernikahan tanpa seks bukan berarti selalu berakhir dengan perceraian, tetapi seks adalah bumbu pernikahan. Bila hubungan Anda dan pasangan sudah lama tenggelam seiring dengan berjalannya waktu, bangkitkan kembali gairah seks Anda. Dijamin, pernikahan terasa seperti baru kembali.

6. Saling bicara santai minimal 10 menit setiap hari
Walaupun salah satu dari Anda sedang dinas ke luar kota dan menginap beberapa hari, sempatkan saling bicara minimal 10 menit setiap hari. Di rumahpun, selalu sempatkan bercengkrama dalam kondisi santai. Misalnya sambil menonton TV, sebelum tidur, ketika makan malam, dll. Semakin banyak waktu yang digunakan, semakin baik untuk menambah kebahagiaan pernikahan. Sesibuk apapun Anda, atau selelah apapun Anda, selalu sempatkan untuk bercengkrama.

7. Samakan prinsip dalam mengelola keuangan
Statistik menunjukkan sekitar 50% pasangan menikah berdebat tentang keuangan. Bahkan, tidak sedikit perceraian yang disebabkan oleh perbedaan prinsip dalam keuangan. Bila salah satu dari Anda adalah tipe hemat dan pasangan adalah tipe boros, tentu keuangan akan menjadi masalah dalam pernikahan. Samakanlah prinsip dalam penggunaan uang keluarga, sehingga keuangan tidak akan menjadi masalah besar yang mengurangi kebahagiaan pernikahan.

8. Saling mengalah
Anda tidak perlu selalu benar dan membuktikan pasangan salah dalam setiap perdebatan. Sikap keras kepala dan mau menang sendiri mengurangi kesempatan saling memahami satu sama lain. Pernikahan adalah suatu proses pembelajaran yang panjang. Bila salah satu sedang emosi tinggi, mengalahlah terlebih dahulu agar suasana mereda.

9. Ciptakan suasana yang tepat
Buatlah suasana yang kondusif, penuh kasih, serta tenang ketika mengatasi konflik. Saling menghormati satu sama lain dan selalu pikirkan masa depan pernikahan dan anak-anak. Suasana yang nyaman di keluarga adalah penghilang stres yang baik ketika Anda atau pasangan baru pulang kerja dan merasa lelah.

10. Saling menerima apa adanya
Ini salah satu resep penting dalam kehidupan berkeluarga. Tidak ada manusia yang sempurna, tetapi pasangan diciptakan untuk saling melengkapi. Saling menerima apa adanya, saling memaafkan, serta saling melengkapi, adalah resep jitu sebuah pernikahan.

11. Tidak selingkuh
Tahukah Anda, 1 dari 3 laki-laki selingkuh? Sebaik apapun hubungan antara suami dan istri, bila salah satu selingkuh, siapapun sakit hati dan dapat berakibat ke perceraian. Jauhkan segala kemungkinan terjadinya perselingkuhan, yang salah satunya adalah workaholic! Hal ini tidak hanya berlaku untuk pria, tetapi juga untuk wanita.

12. Rekreasi keluarga
Sempatkan untuk berekreasi, walaupun bukan ke tempat yang jauh dan mahal. Atau, sekali-sekali rencanakan makan malam bersama di tempat yang romantis, untuk membangkitkan kembali api asmara yang memudar.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan
http://secara-umum.blogspot.com/2013/05/pengertian-perkawinan-dan-dasar-serta.html
http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/11/14/pernikahan-keluarga-dan-cinta-508095.html
http://id.theasianparent.com/12-cara-agar-pernikahan-langgeng-dan-bahagia/






◄ Posting Baru Posting Lama ►
Semua konten atau isi yang terdapat di postingan di psycholozy.blogspot.com, merupakan hak cipta masing-masing pemilik. Jika Anda pemilik hak cipta dari suatu konten atau isi dan tidak ingin ditampilkan dalam psycholozy.blogspot .com, Anda dapat mengirimkan email pemberitahuan dan saya akan segera menghapus konten atau isi yang bersangkutan. Klik Contact Me untuk tindak lebih lanjut.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Join Our Fan Page on Facebook!

Chat

Join Conversation

Copyright © 2012. psycholozy - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz