Psikologi Ketertarikan Interpersonal dalam Internet
Penyebab
daya tarik antara individu yang satu dengan yang lainnya adalah :
- Kedekatan fisik
- Kesamaan pendapat dan kepribadian, minat dan
pengalaman, gaya interpersonal
- Adanya rasa suka secara timbal balik
(reciprocal liking)
- Daya tarik fisik.
Teori-teori Keterikatan Interpersonal
- Social Exchange Theory: Gagasan bahwa
perasaan orang tentang suatu hubungan tergantung pada persepsinya mengenai
hasil positif (rewards) dan ongkos (costs) hubungan, jenis hubungan yang mereka
jalani, dan kesempatan mereka untuk memiliki hubungan yang lebih baik dengan
orang lain.
- Equity Theory: Gagasan bahwa orang akan
bahagia dengan hubungan yang dijalinnya bila pengalaman rewards dan costs dan
kontribusi antara dua belah pihak diperkirakan seimbang.
Tujuan Komunikasi Interpersonal
Menemukan Diri Sendiri
Tujuan
komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita
terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak
sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan
kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau
mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi
mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan
diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa
pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
Menemukan Dunia Luar
Hanya
komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang
diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang
kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah
informasi yang datang kepada kita dari media massa, hal itu seringkali
didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh
Arti
Banyak
dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk
membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak
waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan
pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu,
misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis
dan membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar
atau salah. Kita banyak menggunakan waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain
mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan.
Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan,
berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita lucu pada umumnya hal itu
adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan
komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting
dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
Untuk Membantu
Ahli-ahli
kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal
dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga
berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari.
Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas
Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan
yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness),
sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality). ( Devito, 1997,
p.259-264 ).
Keterbukaan (Openness)
Kualitas
keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang
diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera
membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya
tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri
ini patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator
untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam,
tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang
menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita
ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk
daripada ketidakacuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap
orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner
dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan
dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda
bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini
adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama
tunggal).
Empati (empathy)
Henry
Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk
‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari
sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di
pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih.
Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya,
berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang
sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non
verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah
dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata,
postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau
belaian yang sepantasnya.
Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan
interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung
(supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya
Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam
suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan
bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategi, dan (3)
provisional, bukan sangat yakin.
Sikap positif (positiveness)
Kita
mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan
sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu
pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi
interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri
mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya
sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak
bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
Kesetaraan (Equality)
- Dalam setiap situasi, barangkali
terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih
tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua
orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan
ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama
bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai
oleh kesetaraan,ketidak-sependapatan
dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti
ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak
mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan
nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut
istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan
positif tak bersyarat” kepada orang lain.
Bicara
tentang ketertarikan interpersonal dalam internet, Komputer merupakan media
komunikasi yang memberikan tempat baru bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya,
seseorang dengan jarak ribuan mil menjadi tidak berarti dengan adanya internet
walau tidak bisa bertemu. Keakraban dan jarak fungsional ditentukan oleh layar
komputer. Apakah terdapat perbedaan antara hubungan yang dijalin via computer
dibanding dengan yang dibentuk dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya tentu
saja iya, karena ketika berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang
melalui kualitas percakapan, sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung
dengan tatap muka ketertarikannya lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc
Kenna, Green, & Gleason, 2002). Jika kita bertemu dengan orang baru secara
tatap muka kita segera melihat penampilan fisiknya. Sebaliknya, ketika orang
bertemu online, mereka dapat menyembunyikan tampangnya dan ciri lain yang
mungkin menurunkan daya tariknya, seperti rasa gugup saat berada dalam situasi
sosial. Anonimitas internet dapat memudahkan orang untuk mengungkapkan
informasi personalnya. Sebagai akibatnya, individu mungkin merasa bahwa mereka
lebih mampu mengekspresikan aspek-aspek penting dari diri riil mereka saat
berinteraksi melalui internet. Katelyn McKenna dan rekannya (2002)
memperkirakan bahwa orang mungkin menjalin persahabatan awal dengan cepat
secara online ketimbang melalui tatap muka.
Melalui
internet orang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain atau bahkan dengan
beberapa komunitas sekaligus, chatting online dengan fasilitas beberapa room
yang tersedia memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi secara bersama, atau
beberapa komunitas website (social networking) seperti Friendster, MySpace,
Facebook, atau Twitter memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk
mengekspresikan dirinya ke depan publik. Beberapa individu lebih merasa dirinya
nyaman bila bertemu dengan teman di dunia maya dibandingkan teman dalam dunia
nyata. Individu yang ketagihan untuk terus chatting dalam menjalin hubungan
dengan orang lain secara online. Kecanduan ini secara bertahap akan membuat
individu tersebut lebih mementingkan orang yang ia kenal melalui online
dibandingkan dalam kehidupan nyata. dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa
sebagian besar individu yang terlibat dalam komunikasi cyberspace (seperti;
mailing list, diskusi group, forum, chat rooms, bulletin boards, dsb)
memperoleh pengalaman-pengalaman yang menguntungkan dalam hubungan sosial, akan
tetapi tidak berlanjut pada kontak sosial yang nyata.
Minimnya komunikasi
verbal, dimana individu mencoba memahami teks-teks kalimat yang muncul membuat
kondisi tersebut menjadi sebuah tantangan yang menarik bagi pengguna internet
(Huang, 1996). Sebuah hubungan interpersonal didasarkan pada tingkat pemahaman
teks-teks (kalimat) menjadi daya tarik sendiri bagi beberapa orang, tidak perlu
takut dalam mengungkapkan argumentasi, malu dan merasa bebas dalam mengekspresi
dirinya dimana pada kenyataan sehari-hari dalam dunia nyata adalah hal yang
sulit mengungkapkan perilaku tersebut pada orang asing yang baru kita kenal.
Dalam
beberapa hal, beberapa individu juga cenderung untuk menutup dirinya dan
bersikap bohong, dimana kata-kata teks yang diungkapkan tidak sesuai dengan
perilakunya dalam keseharian, kejadian ini akan terus berlanjut selama
komunikasi di internet terus dilakukannya. Teks juga hanya memberikan pemahaman
yang tidak memadai dalam memahami sebuah kondisi emosional, kesalahan dalam
interpretasi sering terjadi dibandingkan dengan kondisi nyata (real life).
Kondisi-kondisi ini akan menjadi tantangan bagi pengguna internet untuk terus
melibatkan dirinya secara online lebih mendalam.
Hambatan
Psikologi dalam Interpersonal-Relation
Sejalan
berkembangnya ketertarikan interpersonal dalam internet muncullah suatu
relationship (hubungan) seperti pertemanan, murid-guru, kelompok, hubungan
kerja, bahkan hubungan kekasih. Namun dalam berjalannya hubungan tersebut tidak
sepenuhnya lancar atau aman, bahkan ada beberapa kejadian dimana suatu hubungan
harus hancur karena beberapa hal yaitu :
Identitas
Palsu, dalam dunia maya seorang netter dapat menggunakan identitas palsu
seperti identitas palsu yang dirancang seseorang pada akun facebooknya, atau
bisa juga orang tersebut memalsukan sebagian statusnya seperti seorang yang
telah menikan memasang status single pada facebooknya untuk mencari perhatian
orang lain atau memudahkannya mencapai sesuatu.
Kurang
Terjaminnya Komitmen, setiap hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua
belah pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya
seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan
melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering
terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim
atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya
itu menghilang atau tidak online lagi.
Kurang
Berlakunya Norma dan Etika, sering jika anda berkunjung ke situs (yahoo.com)
dimana situs tersebut memberikan informasi tentang suatu hal mengenai suatu
agama, ragam, atau suku maka anda akan menemui komentar-komentar yang diketik
dengan eksplisit dimana pada komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS,
baik komentar pro ataupun kontra.
Perilaku
Negatif dalam Interpersonal Online-Relation
Selain
adanya hambatan dalam terjalinnya hubungan di dunia maya di dalamnya juga
terdapat beberapa perilaku negatif seperti adanya cyber-cheating dan cyber
flirting.
Cyber
Cheating, atau perselingkuhan yang terjadi di internet dapat terjadi ketika
seseorang yang telah memiliki pasangan memiliki hubungan yang dekat pula dengan
orang lain. Misalkan seorang istri memiliki akun jejaring sosial dimana
mantannya masih terdaftar dalam daftar temanya dan selama ini dia sering
chatting dengan kata-kata mesra dan menggoda dengan mantannya itu, maka hal
tersebut dapat dikatakan dengan cyber-cheating.
Cyber
Flirting, atau merayu yang dilakukan dalam dunia maya. cyber flirting adalah
suatu hal yang umum yang terjadi di jejaring sosial bahkan game. Namun dalam
terjadinya banyak terjadi ketidak amanan yang membuatnya dikategorikan sebagai
perilaku negatif, contohnya adalah dalam cyber flirting orang bisa menggunakan
bahasa yang tidak pantas, ditambah lagi jika dalam terjadinya terdapat
kepalsuan identitas maka semakin menjadi perilaku negatif cyber flirting
tersebut.
sumber
v
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html
http://dnf10.blogspot.com/2012/11/psikologi-ketertarikan-interpersonal.html