TAUFIQ AKBAR - 17512311 - 4PA06 - JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA | TAUFIQ AKBAR - 17512311 - 4PA06 - JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA | TAUFIQ AKBAR - 17512311 - 4PA06 - JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA | TAUFIQ AKBAR - 17512311 - 4PA06 - JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA | TAUFIQ AKBAR - 17512311 - 4PA06 - JURUSAN PSIKOLOGI - FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA

Senin, 29 Oktober 2012

Pengaruh Kebudayaan Asing Manakah yang Sulit dan yang Mudah Di Terima

By FATH INDONESIA | At 10/29/2012 02:30:00 PM | Label : | 1 Comments

Pengaruh Kebudayaan Asing Manakah yang Sulit dan yang Mudah Di Terima


Postingan kali ini saya akan mencoba menjawab tugas dari dosen tercinta Ilmu Budaya Dasar, Ibu Meti Nurhayati, perihal membuat tulisan tentang manusia dan kebudayaan, adapun isi dan batasan masalahnya yaitu, pengaruh kebudayaan asing manakah yang sulit dan yang mudah diterima, berikan penjelasannya!!!

Unsur kebudayaan asing yang masuk akibat globalisasi, sangat berpengaruh terhadap kebudayaan bangsa Indonesia, karena pengaruh tersebut merambat sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Pengaruh itu juga akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat di Indonesia. Apabila masyarakat Indonesia tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar dan menerimanya serta-merta maka akan terjadi ketidak-seimbangan dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.
Masuknya unsur kebudayaan asing yang belum bahkan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, sangat di khawatirkan dapat menyebabkan terjadinya kegoncangan budaya. Akan tetapi di sisi lain, masuknya unsur kebudayaan asing juga bermanfaat bagi kehidupan dan kemajuan bangsa Indonesia.

Unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima :

  • Unsur kebudayaan kebendaan.
  • Unsur kebudayaan yang membawa manfaat besar.
  • Unsur kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur kebudayaan tersebut.

Karena pada umumnya unsur kebudayaan asing berupa kebendaan seperti halnya peralatan, sudah dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Komputer, Laptop, Notebook, PDA, Tablet PC, Smartphone, Handphone dan lain sebagainya. Tanpa adanya unsur kebudayaan kebendaan ini masyarakat Indonesia akan jauh tertinggal dalam peradaban globalisasi. Adanya kemajuan teknologi dan komunikasi membuat informasi yang datang dari luar pun dapat dengan mudah dan cepat kita terima. Seperti halnya : Internet, Televisi, Radio dan lain-lain.

Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima :

  • Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
  • Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
    Contoh : Makanan pokok, orang Indonesia pertama kali di perkenalkan dengan makanan pokok berupa nasi, sehingga ada yang berpendapat ‘kalau belum makan nasi, perut terasa belum pas’.



Dengan masuknya unsur-unsur globalisasi yang sangat gencar dalam waktu yang relatif cepat akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan sosial secara berkesinambungan. Hal ini menyebabkan anggota-anggota masyarakat tidak mampu mengukur tindakannya dan dan tidak dapat mengantisipasi arus globalisasi yang sedang berlangsung. Kebimbangan yang dihantui masyarakat Indonesia dalam menerka-nerka kebudayaan asing mana yang pas dengan ideologi bangsa akibat ‘serangan’ unsur-unsur kebudayaan dari luar dapat mendorong perbuatan menyimpang seperti pergaulan bebas, gaya berpakaian yang tidak sesuai dengan norma-norma, konsumerisme meningkat sedangkan produktif menurun, dan penyalahgunaan narkotika.

Faktor-faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru, antara lain :

1. Keterbatasan masyarakat dalam hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.

2. Pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan, ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.

4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.

5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.

Tidak bisa dipungkuri bahwa halnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat dan mudah menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.
Oleh sebab itu, generasi muda sebaiknya dapat menfilterisasi unsur-unsur kebudayaan asing mana yang dapat di ambil sesuai dengan ideology dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat dan unsur-unsur kebudayaan asing mana yang hanya cukup kita ketahui tetapi tidak diaplikasikan dalam kehidupan berkebudayaan di Indonesia.


Referensi
dari
http://piljehteomi.blogspot.com/2011/05/budaya-asing-yang-sulit-diterima-dan.html
- dengan menambahkan kosakata dan merubah gaya bahasa -
oleh
http://psycho-tech.blogspot.com/
Referensi
dari
http://piljehteomi.blogspot.com/2011/05/budaya-asing-yang-sulit-diterima-dan.html
- dengan menambahkan kosakata dan merubah gaya bahasa -
oleh
http://psycho-tech.blogspot.com/

Minggu, 28 Oktober 2012

Memodifikasi Blog dan Membuat Link Exchange

By FATH INDONESIA | At 10/28/2012 04:41:00 PM | Label : , | 4 Comments
Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Senin, 22 Oktober 2012

Sifat Kepribadian Menurut Golongan Darah

By FATH INDONESIA | At 10/22/2012 01:43:00 AM | Label : | 60 Comments
Dimulai pada sekitar tahun 1930, Jepang memeluk ide yang sesuai dengan karakter kepribadian golongan darah seseorang. Fenomena ini adalah sebagai populer di Jepang sebagai gagasan yang sesuai dengan kepribadian adalah horoskop di Amerika.

Hampir semua Jepang menyadari golongan darah mereka. Ide ini berawal ketika beberapa di barat menggembar-gemborkan adalah gagasan bahwa masyarakat asian lebih erat terkait dengan hewan kemudian manusia, atau lebih rendah di rantai evolusi, karena darah tipe B adalah golongan darah yang dominan di Asia dan hewan. Sebagai menggelikan dan tidak ilmiah sebagai ide ini, itu menghina untuk sedikitnya. ilmu modern menyangkal ide ini jelas terganggu.

Pada tahun 1930-an Takeji Furukawa (1891-1940) ditetapkan untuk menyangkal gagasan ini dan gagasan baru lahir.Namun, gagasan kepribadian yang dipengaruhi oleh jenis darah tetap. Perusahaan di Jepang bahkan telah dibagi pekerja menurut jenis darah.
Berikut adalah ide-ide umum dari setiap jenis darah. Faktor Rh tidak memainkan peran dalam jenis darah / ide kepribadian:

Jenis O:
Jenis O adalah keluar, dan sangat sosial. Mereka adalah inisiator, walaupun mereka tidak
selalu menyelesaikan apa yang mereka mulai. Kreatif dan populer, mereka senang menjadi pusat perhatian dan tampil sangat percaya diri.

Tipe A:
Sementara tampak tenang, mereka memiliki standar tinggi seperti (perfeksionis) bahwa mereka cenderung bola saraf di dalam. Tipe A adalah yang paling artistik dari golongan darah. Mereka bisa pemalu, apik,, dapat dipercaya, dan sensitif.
Tipe B:
Tujuan berpikiran berorientasi dan kuat, tipe B akan memulai sebuah tugas dan terus sampai selesai, dan diselesaikan dengan baik. Tipe B adalah individualis kategori golongan darah dan menemukan cara mereka sendiri dalam hidup.

Jenis AB:
Jenis AB adalah kepribadian membagi kelompok darah. Mereka bisa menjadi keduanya keluar dan pemalu, percaya diri dan pemalu. Sedangkan bertanggung jawab, tanggung jawab terlalu banyak akan menimbulkan masalah. Mereka dapat dipercaya dan suka membantu orang lain.

Kompatibilitas dengan Grup Darah:
A is most compatible with A and AB
B is most compatible with B and AB
AB is most compatible with AB, B, A and O
O is most compatible with O, and AB
                       
                        
                            
                       
                        
                           
                             
                           



Sumber >> http://maskub.wordpress.com/2010/08/14/personality-traits-menurut-golongan-darah-sebuah-konsep-jepang/

Rabu, 03 Oktober 2012

Manusia dan Keadilan

By FATH INDONESIA | At 10/03/2012 03:56:00 PM | Label : | 2 Comments

Manusia dan Keadilan


Dalam hidup dan kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Dimana pada setiap diri manusia pasti terdapat dorongan atau keinginan untuk berbuat kebaikan “jujur”. Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan selalui dibenturkan oleh permasalahan-permasalahan dan kendala yang dihadapinya yang kesemuanya disebabkan oleh berbagai sebab, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.

Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Dengan cara itulah dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apabun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.

Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.

Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal-hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki ciri-ciri antara lain :
  • Tidak memihak
  • Seimbang
  • Melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas.
Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hukum.

Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan.

Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas.

Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain :

1. Faktor Ekonomi.
Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.

2. Faktor Peradaban dan Kebudayaan.
Sangat mempengaruhi dari sikap dan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.

3. Teknis.
Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikapadil,kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.

4. Dsb.

Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan.
http://psycholozy.blogspot.com/2012/10/manusia-dan-keadilan.html


Sumber :
http://filsafat.kompasiana.com/2010/04/28/manusia-dan-keadilan/

Manusia dan Penderitaan

By FATH INDONESIA | At 10/03/2012 03:37:00 PM | Label : | 1 Comments

Manusia dan Penderitaan


Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita, dalam bahasa sansekerta "dhra" yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang ringan dan ada juga yang berat. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.

Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" dalam hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bemakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya.

Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikan-Nya. Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.

Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakan-Nya. Bagi manusia yang tebal imannya, musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepada-Nya, dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dan dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir.

Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur-angsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhimya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Baik dalam Al-Qu'ran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.

Hal itu misalnya dalam surat Al Insyiqaq : 6 dinyatakan "Manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan". Yang dimaksud "perjuangan" disini adalah bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak bole h lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu karena kesalahaunya sendiri.

Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalarn menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan "risiko" karena seseorang mau'hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.

Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan likuliku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.

Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan.

Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.

Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.

Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :

  1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
  2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah


Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :

  1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
  2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif.
  3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.


Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :

  1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
  2. Terjadinya konflik sosial budaya.
  3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif :

  • Positif, trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
  • Negatif, trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.


Bentuk frustasi antara lain :

  • Agresi adalah kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
  • Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan.
  • Fiksasi adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
  • Proyeksi adalah merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
  • Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
  • Narsisme adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
  • Autisme adalah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.


Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :

  • Kota–kota Besar.
  • Anak-anak Muda Usia.
  • Wanita.
  • Orang yang Tidak Beragama.
  • Orang yang Terlalu Mengejar Materi.


Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
  1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
  2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.

Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.

Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain lain. http://psycholozy.blogspot.com/2012/10/manusia-dan-penderitaan.html


Referensi :
http://aidarahman010692.blogspot.com/2012/03/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan.html
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/06/08/penderitaan-manusia-opini/


◄ Posting Baru Posting Lama ►
Semua konten atau isi yang terdapat di postingan di psycholozy.blogspot.com, merupakan hak cipta masing-masing pemilik. Jika Anda pemilik hak cipta dari suatu konten atau isi dan tidak ingin ditampilkan dalam psycholozy.blogspot .com, Anda dapat mengirimkan email pemberitahuan dan saya akan segera menghapus konten atau isi yang bersangkutan. Klik Contact Me untuk tindak lebih lanjut.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Join Our Fan Page on Facebook!

Chat

Join Conversation

Copyright © 2012. psycholozy - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz