By FATH INDONESIA | At 1/02/2014 02:53:00 PM | Label : | 0 Comments
Sejarah Komunitas online
Komunitas Online
Pertumbuhan jaringan Komputer global yang
disebut internet, berjalan cepat. Internet memfasilitasi munculnya interaksi
online yang cepat tersebar. Interaksi ini membentuk suatu komunitas yang
disebut komunitas online. Komunitas ini memiliki berbagai kepentingan dari
kelompok-kelompok kecil yang terlibat dalam diskusi dengan topik tertentu,
sampai jaringan pemasaran barang dan informasi. Media ini juga bisa digunakan
untuk agenda kepentingan politik, sarana komunikasi keluarga dan etnis,
penjualan barang konsumsi, sampai kepentingan perusahaan multinasional.
Minat antropologi pada praktek-praktek sosial
dan komunikasi internet relatif baru, sehingga fokus, metodologi dan pendekatan
belum muncul. Penelitian antropologi tentang Internet dan komputasi
mencerminkan fakta bahwa antropologi belum memainkan peran sentral dalam studi
media massa. Antropolog telah memposisikan media sebagai perangkat untuk budaya
(Dickey 1997) atau teknologi secara umum dilihat sebagai konteks dan bagian
dari,budaya (Aronowitz 1996,Hakken 1999, Latour 1992, Pfaffenberger 1992).
Akibatnya, banyak pemahaman tentang informasi dan teknologi komunikasi berasal
dari disiplin ilmu lain. Ahli antropologi tertarik, karena ada hubungan yang
kuat antara budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Praktek sosial budaya yang berkomunikasi dengan
bahasa, interaksi sosial, muncul dari informasi dan teknologi komunikasi baru.
Orang melihat ruang internet dan teknologi sebagai “terus-menerus dengan dan
tertanam dalam ruang sosial lain” yang “terjadi dalamduniawi sosial struktur
dan hubungan yang mereka mungkin mengubah tetapi mereka tidak dapat melarikan
diri “(Miller & Slater 2000, hal 5).
Suatu pendekatan antropologi dibangun untuk
melihat fenomena interaksi online. Adanya interaksi online yang memunculkan
komunitas, memunculkan perdebatan bagaimana dengan komunitas online, apakah
bias disebut komunitas, apakah itu komunitas, bagaimana komunitas online itu.
Pembahasan tentang konsep interaksi, kelompok, masyarakat juga muncul.
Perdebatan juga muncul dalam mendekonstruksi dikotomi dari offline dan online,
nyata dan virtual, dan individu dan kolektif.
Dalam literatur ilmiah tentang komunikasi
internet, perdebatan terus tentang apakah komunitas online, virtual, atau
komputer-mediated nyata atau bayangkan (Bordieu & Colemen 1991, Calhoun
1991, Markham 1998, Oldenburg 1989, Rheingold 1993, Thomsen et al. 1998).
Apakah komunitas online yang terus berinteraksi bisa disamakan dengan konsep
tentang masyarakat.
Kemudian dalam penelitian memunculkan
pertanyaan. Di mana anggota masyarakat menempatkan komputer dan media informasi
teknologi dalam kehidupan sehari-hari mereka? Bagaimana alat-alat komunikasi
mengubah konteks dan bingkai praktek komunikatif? Apakah bentuk komunikatif
yang berkembang sebagai akibat dari media baru dalam komunikasi? Bagaimana
teknologi meningkatkan atau menggantikan wacana dan praktek-praktek tradisi?
Bagaimana teknologi baru mengubah pola hubungan? Bagaimana struktur linguistik
mempengaruhi interaksi online offline pada prakteknya?
Dalam sosiologi dan psikologi, serta dalam genre
populer lebih, ruang virtual memungkinkan untuk konstruksi identitas. Dalam
interaksi online, sebagai tempat identitas yang dinegosiasikan, direproduksi,
dan diindeks, yang bias tidak sesuai dengan konteks offline. Sifat dari
interaksi “kelompok online dapat secara signifikan berbeda untuk komunitas
offline mereka “(Morton 2001, hal 4)
Dalam antropologi, beberapa peneliti telah
mencoba melihat fenomena online dalam konteks yang lebih luas, termasuk aspek
kekuasaan dan hierarki sosial. Mereka menghubungkan dengan keadilan, masalah
sosial, akibat dan dampak, perbedaan kesempatan dalam akses kepada tehnologi
informasi termasuk internet. Fenomena internet menarik untuk mengajukan
pertanyaan bahwa, apakah metode penelitian etnografi bisa menggunakan tehnologi
baru, termasuk penelitian online, wawancara online, dan bagaimana dengan
privasi.
Polarisasi dalam Internet - Polarisasi Kelompok
Polarisasi
kelompok itu ialah norma penentu arah anggota kelompok yang berhubungan dengan
self-perception dan self-presentation yang dikehendaki. Fenomena polarisasi
kelompok (grup polarization phenomenon) adalah kecenderungan kelompok yang
menyebabkan orang mengubah keputusan mereka, baik ke arah yang lebih teliti
atau lebih mengandung resiko. Faktor yang mengubah kelompok adalah informasi
yang disampaikan selama diskusi kelompok tentang masalah. Alternatif keputusan
yang menerima jumlah argumen yang paling besar adalah yang terpilih.
Kohesivitas kelompok merupakan derajat dimana anggota kelompok saling menyukai,
memiliki tujuan yang sama, dan ingin selalu mendambakan kehadiran anggota
lainnya. Biasanya kohesivitas ini dikaitkan dengan produktivitas kelompok.
Namun tidak semua bentuk kohesivitas kelompok ini berdampak positif, karena
anggota bisa merasa tertekan untuk selalu conform terhadap norma kelompok.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keefektifan kelompok yaitu anggota-anggota kelompok bekerja
sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b.
memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja
kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat
kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi
informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari
beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana
anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Faktor
situasional karakteristik kelompok :
ukuran
kelompok.
jaringan
komunikasi.
kohesi
kelompok.
kepemimpinan
Kebutuhan
interpersonal ;
ingin masuk
menjadi bagian kelompok (inclusion)
ingin
mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control)
ingin
memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain
sumber
v
http://catatanmashudiwahyu.blogdetik.com/2013/10/08/sejarah-komunitas-online/
http://andifirra.blogspot.com/2013/11/pti-mengenal-internet-komunitas-online.html
Kelompok
Unik dalam Internet - Kelompok Kerja
Virtual
Kelompok
kerja virtual adalah sekumpulan orang yang bekerja dalam sebuah proyek yang
umum melalui teknologi misalnya email , pesan instan , dan database bersama .
Mereka menggunakan komputer agar dapat berinteraksi dengan anggota lain yang
terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama . Kelompok kerja virtual
memiliki keunggulan dibanding kelompok kerja laiinya misalnya : lebih cepat
berbagi informasi , pengambilan keputusan dan perampungan pekerjaan .
Kelompok Kerja - Brainstorming Elektronik
Brainstorming
merupakan teknik kreativitas yang dirancang untuk menghasilkan sejumlah ide -
ide besar untuk solusi suatu masalah . Elektronik brainstorming adalah versi
komputerisasi dari teknik brainwriting manual. Hal ini biasanya didukung oleh
sistem rapat elektronik (EMS), tetapi juga bentuk yang lebih sederhana dapat
dilakukan melalui email dan mungkin browser berbasis, atau menggunakan
peer-to-peer software.
Mengembangkan Kepercayaan dalam Tim
Virtual
Untuk
menciptakan teknologi baru para anggota Tim Virtual dituntut untuk
berkolaborasi antar anggota tim . Hal ini hars ditunjang dengan dipupuknya
kepercayaaan antar anggota tim . Hal ini dapat dilakukan oleh Leader tim dengan
melakukan langkah - langkah sebagai berikut :
- Meningkatkan tanggung jawab bersama
- Pertukaran informasi
- Pengembangan ide - ide baru
- Memberikan motivasi kepada team
- Berani mengambil resiko dan tanggung jawab ketika proyek tersebut mendapat masalah dan dengan cepat menyelesaikan masalah tersebut
- Menciptakan kejujuran dan keterbukaan satu sama lain
sumber
v
http://www.navinot.com/2010/01/28/membangun-tim-virtual/
http://www.scribd.com/doc/140932960/Cara-Membangun-Kepercayaan-Dalam-Tim